#under_header{ float:left; width:100%; } #under_header1{ float:left; width:25%; } #under_header2{ float:left; width:25%; } #under_header3{ float:left; width:25%; } #under_header4{ float:right; width:25%; }

Sabtu, 17 November 2012

Penjualan Motor Turun, Sudah Kebanyakan Kali Yah?



SEORANG kolega saya bilang, sepeda motor sudah terlalu banyak. Dia merujuk pada populasi sepeda motor di wilayah Polda Metro Jaya yang mencapai sekitar 9,8 juta unit. Termasuk, melihat fakta sehari-hari di jalan-jalan Jakarta yang amat sumpek. Sepeda motor dimana-mana. Mulai dari gang sempit sampai jalan protokol Jakarta.
Tak bisa dipungkiri, sepeda motor masih dianggap sebagai alat transportasi yang efisien dan efektif. Tak heran jika banyak masyarakat menengah dan bawah yang memilih si kuda besi itu. Populasi sepeda motor di Nusantara ditaksir mencapai sekitar 70 juta unit. Coba bandingkan dengan populasi mobil yang sekitar 10 juta unit.
Mungkinkah karena sudah terlalu banyak sehingga penjualan sepeda motor pada Januari-Oktober 2012 anjlok sekitar 13,13% jika dibandingkan periode sama 2011. Data yang saya peroleh memperlihatkan, per akhir Oktober 2012, total penjualan motor sekitar 6,02 juta unit, sedangkan akhir Oktober 2011 masih sekitar 6,93 juta unit.
Padahal, pada akhir Oktober 2011, penjualan sepeda motor masih mencatat kenaikan hingga 11,42% dibandingkan periode sama 2010. Penjualan para anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) pada 2011 mencetak rekor tertinggi sepanjang 40 tahun terakhir. Tapi, kenapa pada 2012 justeru seret?
Bahkan, Aisi mengoreksi target penjualan pada 2012. Jika pada awal tahun 2012, masih ada optimisme bisa mendekati sembilan juta unit, karena pada 2011 tembus delapan juta unit, kini target itu menurun. Aisi memperkirakan, hingga akhir tahun paling banter menyentuh angka tujuh jutaan unit. Tuh kan.
Beberapa faktor menjadi alasan pelemahan penjualan sepeda motor. Sebut saja misalnya ketentuan batas minimal uang muka sebesar 20% yang berlaku pada 15 Juni 2012. Atau, aturan pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan lebih dari satu.

Ketika penjualan sepeda motor menurun tajam, kenapa justeru penjualan mobil justeru meningkat? Apakah daya beli di kelompok menengah bawah melemah? Padahal, ekonomi Indonesia bertumbuh sekitar 6,3% yang salah satu maknanya adalah meningkatnya konsumsi barang dan jasa.
Honda Rekor Baru
Di tengah pasar dalam negeri yang melemah pada sepuluh bulan 2012, produsen motor PT Astra Honda Motor (AHM) justeru kian menancapkan kukunya. Produsen yang beroperasi sejak tahun 1971 itu, per akhir Oktober 2012, mengantongi pangsa pasar sekitar 56,87%.
Sekadar menyegarkan ingatan, pangsa pasar AHM atau Honda pada akhir Oktober 2011, baru sekitar 52,01%. Bahkan, pada periode sama 2010, sekitar 46,53%. Artinya, dalam tiga tahun terakhir, Honda mampu mengatrol pangsa pasar amat signifikan.
Sekalipun, dari segi volume penjualan, pada Januari-Oktober 2012, Honda harus puas dengan mencatat penurunan sekitar 5,01% menjadi 3,42 juta unit.

Sebaliknya, rival utama Honda, yakni PT Yamaha Motor Manufaktur Indonesia (YMMI) justeru harus puas mencatat penurunan pangsa pasar. Per akhir Oktober 2012, pangsa pasar Yamaha sekitar 34,51%. Coba bandingkan dengan periode sama 2011 yang masih sekitar 40,13%.
Maklum, dari segi volume penjualan, Yamaha juga menorehkan penurunan. Sepanjang Januari-Oktober 2012, Yamaha membukukan penjualan sekitar 2,07 juta unit. Padahal, pada sepuluh bulan 2011, masih sekitar 2,78 juta unit. Artinya, volume penjualan Yamaha anjlok sekitar 25,29%.
Memasuki 2013, tampaknya para anggota Aisi terus merayu konsumen dengan meluncurkan produk-produk anyar. Mulai dari tipe motor bebek, skutik hingga motor sport. Iming-iming paling popular saat ini adalah sepeda motor yang hemat bahan bakar dengan tampilan sesuai perkembangan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar