Ketika pertama kali disodorkan tampang baru All-New Swift di IIMS 2012 silam, banyak yang bilang ini cuma model facelift, padahal klaim Suzuki Mobil Indonesia mengalami perombakan total. Terus terang, KompasOtomotif penasaran dan ketika mendapat kesempatan membesut hatchback itu terwujud dalam media test drive ke Bogor, beberapa hari lalu. Jatah varian GX manual (versi dengan fitur lengkap) siap dibesut.
Perjalanan menuju kawasan Rancamaya lewat Tol Jagorawi sebenarnya bisa dipakai untuk ngetes handling, dan sesekali akselerasi. Namun, KompasOtomotif berpikir, ini ada sesinya sendiri, nanti di Bogor dalam uji performance lewat ”trek mini”, sirkuit kecil buatan yang dirangkum dari sepenggal jalanan seputar lapangan golf Rancamaya.
Melesat di tol cukup untuk menguji fitur lain saja. Pertama yang patut
dieksplorasi adalah konsumsi bahan bakar rata-rata yang tertera pada Muti Information Display
(MID). Sebelum berangkat, tombol pada panel instrumen ditekan lama
untuk membuatnya kembali nol. Dengan pengendalian normal (kadang bejek
sedikit), ber-AC, diisi empat orang, sampai rest area KM 45, MID menunjukkan angka 17,3 km per liter. Bahkan ada rekan wartawan lain yang sanggup membukukan angka 21 km per liter.
Istirahat sejenak dengan mesin tetap dinyalakan, ternyata tidak mendukung sebuah eco driving. Kondisi mesin idle jutsru
membuat konsumsi bahan bakar yang tertera di MID merosot, dari 17,3 km/
liter menjadi 16,8 km per liter. Padahal berhenti hanya sekitar 15
menit.
”Itulah gunanya tombol start/stop pada All-New Swift sebagai
pengganti kunci. Ini memudahkan orang untuk menyalakan dan mematikan
mesin, misalnya di lampu merah Jakarta yang kadang sampai lebih dari 160
detik. Efek menghemat bahan bakarnya cukup signifikan. Tombol start/stop secara
psikologis lebih mudah dijangkau daripada memutar kunci,” jelas Davy
Tuilan, Direktur Penjualan PT Suzuki Indomobil Sales, yang semobil
dengan KompasOtomotif.
Kenyamanan didukung dengan adanya tombol pengatur audio pada setir. Desain dashboard juga baru, dilabur warna hitam untuk kesan elegan. Penyejuk udara dengan climate control yang
sanggup mengatur suhu sesuai harapan. Kebetulan, beberapa kali turun
hujan membuat suhu di luar cukup dingin. Fitur ini sangat membantu agar
suhu ruangan tak terlalu dingin.
Tapi sayang, suara berisik dari ban sangat terasa di dalam kabin.
Apalagi ketika suspensi menabrak jalan gelombang, atau lubang, suaranya
akan jelas terasa. Menambahkan pelapis kedap suara dalam kabin mungkin
menjadi solusi tambahan.
Mesin Baru
Dengan menggendong mesin baru 1.400 cc DOHC bertipe K14B (sama seperti
milik Ertiga), performa dan konsumsi bahan bakar memang diklaim naik
tajam. Sasis juga baru, yang membuat mobil ini lebih panjang beberapa cm
dibanding pendahulunya. Bahasa promosinya, dengan begitu handling akan terasa lebih mantap. Tes selanjutnya akan menjawab.
SIS sudah menyiapkan trek dadakan, tak begitu panjang, untuk adu
kecepatan antara wartawan. Semacam reli tapi dikemas mini. Di sinilah
performa mesin baru itu diuji. KompasOtomotif merasakan adanya
perbedaan di putaan bawah. Model baru ini lebih ”menggigit” ditarikan
bawah. Momen puntir (torsi)-nya cukup besar, 130 Nm yang dicapai pada
rpm 4.000.
Khas mobil ber-cc kecil-menengah, momentum harus selalu dicari dan
didapat agar selalu mendapatkan tenaga maksimal ketika menggenjot pedal
gas. Tapi trek buatan itu karakternya ”pendek-pendek” hingga tenaga
mudah didapat. Semua itu didukung suspensi mantap berkarakter khas hatchback, sedikit keras tapi sangat lincah diajak bermanuver. Di reli mini ini, KompasOtomotif pun berhasil menjadi yang tercepat.
Dengan harga yang turun Rp 13 juta dari versi lama, dan lebih kompetitif
dibanding kompetitor, All-New Swift di varian GX, sudah terdapat fitur
ABS dan EBD. Model baru, dengan garis desain yang semakin tegas dari
depan dan belakang, bisa dibilang, pesaing Jazz, Yaris, dan Mazda2 itu
tidak bisa sekadar dibilang facelift.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar