#under_header{ float:left; width:100%; } #under_header1{ float:left; width:25%; } #under_header2{ float:left; width:25%; } #under_header3{ float:left; width:25%; } #under_header4{ float:right; width:25%; }

Rabu, 08 Agustus 2012

Knalpot Standar Bobok VS Beli Jadi, Mana Lebih Hemat?


 Knalpot Standaran AHRS
Penyuka adu kebut jalanan, banyak yang mempertahankan knalpot standar namun punya performa tinggi. Ada yang dibobok dan ada pula yang beli jadi tapi tampilan tetap standar.   

Kalau pakai knalpot racing, mereka kerap ditilang polisi karena dianggap  berisik. Sehingga menimbulkan keresahan. “Solusinya banyak yang dibobok,” jelas Misjaya alias Gondrong, pengrajin knalpot merek SKR.

Terutama pengguna motor matik. Mereka umumnya lebih mempertahankan tampilan knalpot standar. Makanya, di arena balap liar ada kelas standaran.

Pipa buang standar dibobok, beberapa sekat dibuang. Atau ada yang dibuat lebar lubangnya. Agar pembuangan menjadi lebih lancar. Sesuai dengan karekter setingan yang dimau. 

Sebagai contoh yang paling banyak diminati ABG dan anak sekolahan. Kebanyakan mereka maunya mesin standar. Namun suara knalpot lebih nyaring dan menggema dengan performa yang tentunya juga ikutan meningkat.

“Kalau mesin standar, cukup dibobok aja. Tanpa harus dibarengi dengan ganti leher knalpot. Cocoknya untuk trek pendek dalam kota,” jelas Gondrong dari markasnya di Jl. Raden Patah No. 90, Pasar Lembang, Ciledug, Tangerang.

Seting kejar akselerasi ini, harga yang dipatok juga tidak terlalu tinggi. “Paling mahal hanya 125 ribu. Bisa nego dan motornya dibawa ke bengkel,” sebut Gondrong yang memang gondrong itu.

Berbeda lagi jika kepingin buat trek rada panjang namun mesin tetap standar. “Selain dibobok, dianjurkan ganti leher knalpot. Agar nafas atas lebih teriak,” jelas lelaki asli Banten bagian selatan alias pinggir pantai selatan ini.


 Asep Hendro. Suara halus, power gede
Untuk yang main bobok dan ganti leher ini lebih mahal memang. Karena ada dua pengerjaan. Paling mahal Rp 200 ribu. Harga ini juga berlaku di beberapa pengrajin pipa buang pinggir jalan.

Satu lagi, yang banyak diminati pecinta kelas standaran di balap liar. Biasanya kapasitas mesin matik sudah di atas 200 cc. Knalpot standar hanya jadi kondom.

Artinya di dalam knalpot standar ada isinya. Yaitu diisi knalpot racing. Rasanya juga sudah pasti racing abis. Kalo dibedah, jangan aneh kalau di dalamnya ada dua silencer. Bagian luar standar, namun di dalamnya silencer racing.

Harga bikin kondom untuk saluran buang ini memang lumayan mahal. Ongkosnya bisa di kisaran Rp 250-300 ribu. Lumayan.

Merek Beken Ikut Bikin

Maraknya pemakaian knalpot standaran membuat produsen knalpot beken bin terkenal ikut melirik dan juga bermain. Seperti produsen AHRS yang yang juga ikut memproduksi pipa buang yang dikasih nama Silent High Power.

Tampilan memang seperti knalpot standar. Namun sudah dibikin lebih bagus karena plastik peredam panas yang digunakan dibuat berbeda. “Suara adem namun tenaga yang dihasilkan mesin bisa lebih besar,” promosi Asep Hendro, juragan AHRS. 

Di pasaran, pipa buang standaran keluaran AHRS ini dijual Rp 450 ribu. Namun meski dibanderol lebih mahal, dipastikan tidak akan merusak knalpot standar bawaan pabrik. Sehingga bisa dikembalikan seperti aslinya kalau memang sudah bosan. Apalagi harga pipa buang standar bisa di atas Rp 300 ribu. So, pilihan ada di tangan Anda!   (motorplus-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar