Mengapa
melahap makanan terlalu cepat dapat memicu kematian lebih dini? Sebuah
penelitian di Selandia Baru menemukan, orang yang makan dengan cepat
berisiko dua kali lipat mengalami kelebihan berat badan.
Dalam
studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of American Dietetic
Association, para peneliti menemukan wanita 40-50 tahun yang
menghabiskan makanan mereka paling cepat cenderung lebih gemuk daripada
mereka yang makan lebih lambat.
Dalam penelitian lainnya di Jepang,
ahli menemukan wanita yang melahap makanan dengan cepat bahkan berisiko
dua kali lebih gemuk ketimbang mereka yang makan dengan kecepatan
normal. Ilmuwan Universitas Osaka memantau kebiasaan makan dari 3.000
orang, dan menemukan pria yang makan dengan cepat, 84 persen lebih
mungkin kelebihan berat badan.
Ian
McDonald, profesor fisiologi metabolik di Universitas Nottingham
mengemukakan, saat makan dengan cepat, otak tak sempat mengirimkan
sinyal kenyang. “Saraf akan mengirimkan sinyal ke otak agar perut terus
mengembang,” katanya seperti dilansir Daily Mail.
Pada saat yang sama, hormon yang
disebut ghrelin akan diproduksi untuk memicu pesan rasa lapar.
Dibutuhkan waktu 20 menit sebelum pesan dari otak memerintahkan Anda
berhenti makan. Sebagai akibatnya, seseorang akan makan
berlebihan. “Banyak orang memiliki kebiasaan makan cepat saat anak-anak
dan mereka tetap seperti itu saat dewasa, ” katanya. Makan dengan cepat
juga berpeluang menimbulkan refluks asam lambung, serta beberapa masalah
serius lain termasuk penyempitan kerongkongan, pendarahan, atau kondisi
pra-kanker esophagus Barret. Dr David Forecast menyarankan agar
menghabiskan makanan setidaknya dalam 20 menit. Dia juga mengatakan,
berdiri di beberapa titik saat makan untuk menguji apakah perut telah
penuh atau tidak. “Jika Anda merasa nyaman tetapi tidak merasa perut
kekenyangan saat berdiri, tandanya Anda cukup makan,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar